Kamis, 11 Desember 2014

Piala Citra dan Piala Vidia FFI 2014




Kemala Atmojo (Ketua Panitia FFI 2014)
"Dalam penyelenggaraan FFI 2014 yang akan berlangsung pada 6 Desember 2014 di Palembang, Sumatera Selatan, panitia pelaksana FFI memutuskan untuk mengembalikan bentuk Piala Citra seperti semula. Ini atas permintaan banyak insan perfilman, akhirnya Piala Citra kami kembalikan ke bentuk semula. Piala Citra juga dimodifikasi ulang oleh seniman Dolorosa Sinaga," katanya di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Jumat (17/10).


Piala Citra karya Bpk. G. Sidharta (alm), sumber : google




Ibu Dolorosa Sinaga dan team Somalaing mendiskusikan tentang modifikasi Piala Citra dan Piala Vidia 2014  yang akan dicetak. doc. Somalaing art studio


Duh,, proses pengerjaannya ga sempat terdokumentasikan, tapi inilah hasilnya dengan dateline waktu yang sangat singkat, kami memastikan hasil yang sangat baik untuk acara yang sangat ditunggu2 setiap tahunnya ini dong. Yeaayy!!

PIALA CITRA 2014
PIALA VIDIA 2014
PIALA CITRA DAN PIALA VIDIA 2014 dengan  packaging box nya sudah siap. foto doc. Somalaing art studio





Packingan dijamin aman nih untuk dibawa terbang ke Palembang. doc.Somalaing art studio

Packing-packing.. Siap kirim walau lagi musim hujan tetep jalan terussss.. berangkat pak.. doc.Somalaing art studio





doc. google : berbagai sumber

Penyelenggaraan Festival Film Indonesia 2014 sudah selesai dilaksanakan di Palembang tgl 6 Desember 2014 lalu. Kepada seluruh pemenang kami ucapkan selamat dan tentunya kepada seluruh panitia dan penyelenggara acara yang sangat baik kami ucapkan Selamat dan Sukses. (berasa dapet kategori diatas panggung aja kata-katanya, hehhee..). Sukses untuk kita semuaaa..

Minggu, 01 Juni 2014

Somalaing pameran dan workshop di Gunung Bromo 2014

PAMERAN PATUNG & GAMBAR DI LERENG GUNUNG BROMO

Bromo tak hanya hadir sebagai lanskap natural. Sebagai situs tempat manusia mengembangkan daya cipta, rasa dan karsanya (:kebudayaan). Bromo pun menjadi lanskap kultural bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, yaitu masyarakat Tengger. Ciri khas utama orang-orang Tengger adalah keteguhan mereka pada cara hidup tradisional yang mengakar pada penghormatan tinggi kepada alam. Keyakinan sedemikian rupalah yang mendekatkan hubungan mereka dengan habitat alaminya.

Penghormatan kepada alam juga sangat kental mewarnai pameran seni kali ini yang bertajuk "Pameran Patung & Gambar di Lereng Gunung Bromo." Dipameran ini akan ditampilkan karya-karya dari sepuluh seniman Indonesia diantaranya adalah seorang pematung sohor Indonesia, Dolorosa Sinaga dan para seniman lainnya yaitu Taufan A.P., Budi Santoso, Peter Gentur, Alfa Yudha M, Johan Abe, Herman Sudirman, Agus Riyanto, Nedi Supriatna & Edi Kusmoro.

Bersamaan dengan pameran kali ini Java Banana Art Gallery & Somalaing Art Studio, menyelenggarakan lokakarya seni yang diikuti anak-anak yang bermukim di kawasan Tengger. Melalui pelatihan yang dipandu oleh para seniman yang mengikuti pameran, anak-anak diajak untuk menuangkan keindahan alam kawasan Bromo dalam sebuah karya seni. Dari proses kreatif ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap alam, yang akan menjadi bekal untuk mengembangkan dan memajukan pariwisata di kawasan Bromo di masa yang akan datang.

Sigit Pramono
Pemrakarsa Pameran





Sigit Pramono bersama Dolorosa Sinaga dan Somalaing Art Studio















Workshop oleh Somalaing Art Studio
































Artikel terkait :






-------------------