Lihat juga :
Video Penghargaan Indihome Women Awards 2014
Seni patung telah menjadi pilihannya. Mematung bukanlah cita-citanya. Karena mematung harus melibatkan kerja keras, banyak masalah teknik yang harus dikuasai dan yang paling utama adalah bahwa seni patung tersebut menawarkan persoalan relasi dimensional pada manusia. Itulah yang di ungkapkan oleh Dolorosa Sinaga, seorang wanita pematung. Dilahirkan 31 Oktober 1953 di Sibolga, Sumatera Utara.
Video Penghargaan Indihome Women Awards 2014
Seni patung telah menjadi pilihannya. Mematung bukanlah cita-citanya. Karena mematung harus melibatkan kerja keras, banyak masalah teknik yang harus dikuasai dan yang paling utama adalah bahwa seni patung tersebut menawarkan persoalan relasi dimensional pada manusia. Itulah yang di ungkapkan oleh Dolorosa Sinaga, seorang wanita pematung. Dilahirkan 31 Oktober 1953 di Sibolga, Sumatera Utara.
Perhatiannya terhadap seni patung
kelihatan setelah ia mengikuti pendidikan seni rupa (seni patung) di
Institut Kesenian Jakarta. Untuk mendalami seni tersebut ia meneruskan
pendidikannya di St. Martin’s School of Art di London, Inggris. Kemudian
ia menambah pengetahuan di Karnarija Lubliyana, Yugoslavia dan di
Piero’s Art Foundry Berkeley, Amerika Serikat.
Perjalanan karyanya kemudian terfokus pada
seni patung ternyata bukan sebuah kebetulan. Ia merasa menemukan
“chemistry” pada patung ketika menjelang ujian akhir di LPKJ. “ Ternyata
aku lebih senang pada volume waktu bekerja, membentuk massa menjadi
sebuah ekspresi, dan kerja keras seperti laku-laki! Aha itu, benar, ini
sebuah pengakuan,” ia tertawa keras-keras. “Aku kini bertanya, apakah
ada hubungannya dengan sejarah kelahiranku yang diharapkan sebagai bayi
laki-laki. Karya patung pertama Dolo berupa figur abstrak yang dibentuk
dari lempengan lilin.Referensi :
Indiehome Women Awards