PAMERAN PATUNG & GAMBAR DI LERENG GUNUNG BROMO
Bromo tak hanya hadir sebagai lanskap natural. Sebagai situs tempat manusia mengembangkan daya cipta, rasa dan karsanya (:kebudayaan). Bromo pun menjadi lanskap kultural bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, yaitu masyarakat Tengger. Ciri khas utama orang-orang Tengger adalah keteguhan mereka pada cara hidup tradisional yang mengakar pada penghormatan tinggi kepada alam. Keyakinan sedemikian rupalah yang mendekatkan hubungan mereka dengan habitat alaminya.
Penghormatan kepada alam juga sangat kental mewarnai pameran seni kali ini yang bertajuk "Pameran Patung & Gambar di Lereng Gunung Bromo." Dipameran ini akan ditampilkan karya-karya dari sepuluh seniman Indonesia diantaranya adalah seorang pematung sohor Indonesia, Dolorosa Sinaga dan para seniman lainnya yaitu Taufan A.P., Budi Santoso, Peter Gentur, Alfa Yudha M, Johan Abe, Herman Sudirman, Agus Riyanto, Nedi Supriatna & Edi Kusmoro.
Bersamaan dengan pameran kali ini Java Banana Art Gallery & Somalaing Art Studio, menyelenggarakan lokakarya seni yang diikuti anak-anak yang bermukim di kawasan Tengger. Melalui pelatihan yang dipandu oleh para seniman yang mengikuti pameran, anak-anak diajak untuk menuangkan keindahan alam kawasan Bromo dalam sebuah karya seni. Dari proses kreatif ini, diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap alam, yang akan menjadi bekal untuk mengembangkan dan memajukan pariwisata di kawasan Bromo di masa yang akan datang.
Sigit Pramono
Pemrakarsa Pameran
Sigit Pramono bersama Dolorosa Sinaga dan Somalaing Art Studio |